
Masih ingat dengan ‘Joker’? Film yang diperankan oleh Joaquin Phoenix ini sukses meraih antusias tinggi masyarakat diseluruh dunia.
Namun ternyata, tidak sedikit dari penonton film ‘Joker’ berasumsi bahwa diri mereka memiliki gangguan mental persis seperti yang dialami tokoh Joker. Hal tersebut biasa kita sebut Self-Diagnosis yang merupakan tindakan mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi mandiri tanpa melakukan konsultasi dengan ahlinya.
Masalah kesehatan mental bukanlah hal yang sepele dan mudah untuk dideteksi. Seseorang dapat dikatakan memiliki gangguan mental jika mereka telah memeriksakan diri dan didiagnosis langsung oleh psikiater atau psikolog.
Rumpun Kesehatan dan Psikologi IMAJI, dr. Ida Rochmawati, M.Sc., Sp.KJ, mengumpamakan Self-Diagnosis sebagai ilmu tanpa guru.
“Tidak ada salahnya mencari informasi atau mendengarkan saran dari berbagai sumber. Tetapi, sebaiknya untuk penegakkan diagnosis jangan dilakukan sendiri karena bila salah bisa berakibat fatal bagi diri kita,” tambahnya
Berikut adalah beberapa dampak buruk yang dapat muncul ketika melakukan Self-Diagnosis :
1. Resiko misdiagnosis.
Kesalahan dalam mendiagnosis penyakit pada diri sendiri sangatlah rentan terjadi ketika seseorang melakukan Self-Diagnosis . Misalnya, ketika seseorang beranggapan munculnya kecemasan dan detak jantung yang cepat adalah ciri-ciri anxiety disorder, dimana pada kenyataannya tidak demikian.
2. Resiko mengambil tindakan ceroboh.
Jika seseorang merasa dirinya sedang stress, ia cenderung akan meminum obat-obatan yang akan menenangkan dirinya. Hal tersebut selain illegal, juga bisa memicu efek samping yang dapat membahayakan dirinya sendiri.
3. Resiko munculnya penyakit lain.
Self-Diagnosis dapat memicu timbulnya penyakit lain yang mungkin sebelumnya tidak dialami oleh seseorang. Hal itu bisa terjadi jika ia terlalu khawatir dan fokus pada apa yang sebenarnya tidak ia alami, yang pada akhirnya dapat memperparah keadaannya.
Oleh karena itu, alangkah baiknya bagi kita untuk tidak melakukan Self-Diagnosis terhadap kesehatan mental kita, dan berkonsultasi langsung dengan psikiater atau psikolog bila merasa kesehatan mental kita terganggu.
Writer : Gianrivi V F Sarempa
Editor article : Emmanuel Felix
Photographer : Aulya Syifa S
Designer Photo : Glenity Marchella S