Kita Bisa Ikut Berupaya Mencegah Bunuh Diri

Kita bisa turut berupaya mencegah bunuh diri. Dengan cara apa dan bagaimana? Ada 3 kata kunci dalam tindakan kita memberikan pertolongan, yaitu: LIHAT, DENGAR, dan SAMBUNGKAN. Penjelasannya silakan simak 14 butir langkah praktis pertolongan pencegahan bunuh diri di bawah ini.

Sebelum turut berupaya mencegah, maka prinsip pertama yang perlu dipahami bersama adalah bahwa bunuh diri dapat dicegah. Mati adalah pepesthen (kemestian) manusia, tetapi tindakan bunuh diri bukanlah pepesthen. Berpegang pada prinsip tersebut, maka kita selaku anggota masyarakat dapat melakukan tindakan yang akan menyelamatkan kehidupan seseorang dan mencegah tindakan bunuh diri.

Karena itu, dalam upaya ini sangat dibutuhkan kerjasama yang erat antara anggota masyarakat, keluarga, masyarakat, profesi apapun dan pemerintah untuk bersama mengatasi masalahnya.

Bila menemukan orang dengan ciri risiko tinggi, maka kita selaku individu anggota masyarakat dapat melakukan langkah-langkah praktis berikut ini:

  1. Mencoba menjalin kontak dan mengenali pelaku tindakan bunuh diri beserta latar belakangnya.
  2. Mendengarkan dengan penuh perhatian dan membiarkan pelaku tindakan bunuh diri berbicara mengenai perasaannya.
  3. Mencoba mengenali masalah dan memahami perasaannya (empati, bukan simpati).
  4. Menghargai pemikirannya dan jangan menyalahkan keputusan mereka untuk bunuh diri.
  5. Menelusuri situasi yang dialami sekarang dan pengalaman serta keyakinannya pada masa lalu.
  6. Menelusuri pilihan alternatif yang positif yang mungkin dan dapat dilakukan sesuai dengan diri, nilai dan hal yang disenangi oleh orang tersebut.
  7. Melakukan identifikasi cara terbaik yang dapat dilakukan untuk menolong mereka dalam situasi krisis.
  8. Memberi mereka harapan dan optimisme.
  9. Membantu mereka mengurangi beban pikirannya.
  10. Melibatkan mereka dalam kegiatan sosial dan rekreasi seperti bertemu orang, berbicara kepada teman, mendengarkan radio, menonton televisi (bukan yang menayangkan tentang bunuh diri), menghadiri pertemuan sosial dan lain-lain. Semua usaha tersebut dalam rangka meningkatkan perasaan sejahtera.
  11. Menyambungkan atau merujuk mereka kepada konselor atau tenaga kesehatan jiwa (psikiater, psikolog, atau pekerja sosial).
  12. Mengikuti saran dari dokter atau konselor, khususnya kepatuhan terhadap terapi (yang pernah/sedang dijalani).
  13. Mendampingi dan membantu mereka dengan segala cara yang mungkin dilakukan.
  14. Terus melakukan interaksi, mendengarkan dan menawarkan dukungan.
Bila situasi krisis sudah berlalu, penting untuk tetap memberikan dukungan agar mereka mampu mengatasi tantangan hidup dengan cara yang positif. Jika pikiran bunuh diri tetap ada, diperlukan dukungan konselor dan profesional lain. Jadi mereka perlu dirujuk ke tenaga yang tepat. Semua anggota masyarakat sebenarnya dapat bertindak sebagai konselor yang terbatas yaitu dengan cara berkomunikasi, berempati, memberi dukungan dan menunjukkan arahan yang positif bagi orang tersebut.
Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top