Meningkatkan Kepekaan Terhadap Kesehatan Mental

Sumber gambar: Dokumentasi Cyber PR (PR Class 1-Team 3)

Isu gangguan mental masih dianggap sepele bagi sebagian masyarakat, bahkan ada yang menjadikan gangguan ini sebagai bahan candaan. Seperti yang baru-baru ini terjadi dalam acara Indonesia’s Next Top Model pada Senin, 22 Maret 2021 lalu. Seorang artis sekaligus juri di acara tersebut menjadi perbincangan publik. Komentarnya dianggap meremehkan cerita depresi dan eating disorder yang dialami salah satu kontestan.

Dikutip dari pikiranrakyat.com, salah seorang juri berkomentar, “Kamu tuh cantik, kamu tuh model, tinggi, badan bagus, seksi. Kalau kamu depresi, kamu menghina tukang martabak yang jualan di depan rumah saya.”

Menanggapi pemberitaan ini, seorang Psikolog, Gisella Tannia Pertiwi, M.Psi., menyampaikan pendapatnya lewat Instagram pribadi miliknya @gisellataniapratiwi (22/03/2021).

Ia mengatakan, “Penjual martabak, model, penyanyi, psikolog, pelawak, remaja-dewasa, kaya-miskin dan siapapun; bisa mengalami depresi atau gangguan kesehatan mental lainnya”.

Sumber gambar: Instagram pribadi milik @gisellatanipratiwi

Menurut Gisella, perkataan yang dilontarkan oleh juri tersebut bisa membuat stigma negatif ketika seseorang berbicara terang-terangan mengenai kondisi mentalnya. Komentarnya perihal kesehatan mental pun bisa menciptakan opini publik bahwa memiliki gangguan mental adalah hal yang memalukan.

Bisa dikatakan, masih banyak masyarakat dari berbagai kalangan belum menyadari betapa pentingnya kesehatan mental. Padahal, kalau setiap orang mau menyadari, itu dapat membuat dirinya lebih berempati terhadap kondisi mental orang lain.

Contoh agar lebih mudah berempati adalah ketika ada seseorang yang bercerita masalah mentalnya kepadamu, maka jadilah pendengar yang baik. Ini berguna agar si pencerita merasa nyaman dan didengar. Kemudian, sebisa mungkin jangan membandingkan masalah yang dihadapinya dengan masalah orang lain. Karena hanya akan membuat ia tambah tertekan. 

Lalu, untuk lebih peduli lagi terhadap ceritanya, cobalah untuk menanyakan hal yang bisa membuatnya lega. Seperti saat ia sudah selesai bercerita tanyakan padanya, ‘apakah kamu perlu saran?’ Jika ia membutuhkan saran, maka berilah saran terbaik untuknya.

Jadi, mulai sekarang, cobalah untuk lebih peka terhadap keadaan mental seseorang. Karena dengan menunjukan kepekaanmu, bisa membuat orang tersebut merasa berharga.

Managing Editor : Maria Ayu Vania

Content Writer : Shafira Eka Septiani

Visual Content Creator : Najla Aulis Shabira

Sosial Media Manager : Resty Nadia Al’ula

Facebook Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top