
Jika Anda memiliki masalah kesehatan jiwa, tak perlu risau. Anda tidak sendirian. Memiliki masalah kesehatan jiwa bukan berarti hidup terhenti atau dunia kiamat. Berkarya produktif dan berprestasi masih dapat dilakukan, asalkan mampu mengelola gangguan jiwa dengan baik, benar, dan disiplin.
Di Amerika Serikat, satu dari 5 penduduk dewasa pernah memiliki pengalaman hidup berupa gangguan kesehatan jiwa. Dalam populasi yang lebih umum, 1 dari setiap 25 penduduk dewasa menjalani hidup dengan gangguan jiwa berat, seperti: skizofrenia, gangguan bipolar (manik-depresif), atau depresi berkepanjangan.
Di Indonesia, hasil Riskesdas 2013 Kemenkes Republik Indonesia menunjukkan, prevalensi gangguan jiwa berat skizofrenia di Indonesia adalah sebesar 1,7 penduduk per 1000 penduduk. Sementara, untuk data di Provinsi DIY menunjukkan angka prevalensi mencapai sebesar 2,7 penduduk per 1000 penduduk.
Sebagaimana penyakit fisik serius lainnya, gangguan jiwa bukanlah kegagalan hidup Anda, atau menjadi permasalahan orang-orang di sekeliling Anda, tetapi sesungguhnya hanya berupa problema kesalahpahaman tentang kesehatan jiwa yang secara umum masih terjadi di masyarakat. Masih ada individu yang tidak atau belum melakukan pengobatan atau masih tidak peduli terhadap gejala-gejala terkait dengan kondisi kesehatan mentalnya.
Masih ada pula anggota masyarakat yang berharap agar seseorang dengan gangguan jiwa berat itu memandang dirinya sekadar berbeda dengan orang lain, dan mereka menganjurkan agar seseorang yang dipandang tidak “terlihat sakit” itu untuk “melupakan saja” atau “mengabaikan” dengan kemauan kerasnya. Hal-hal tersebut merupakan kekeliruan persepi yang masih ada dalam masyarakat, dan sesungguhnya menjadi tantangan tersendiri bagi seseorang yang hidup dengan gangguan kesehatan jiwa dan keluarganya.
Setiap tahun, masyarakat berusaha mengatasi tantangan permasalahan kesehatan jiwa dengan melakukan berbagai hal yang melegakan. Dengan mengikuti rencana penatalaksanaan, seseorang dengan masalah gangguan jiwa dapat secara dramatis mampu mengurangi berbagai gejala gangguan yang dialami.
Seseorang dengan gangguan kesehatan jiwa sesungguhnya bisa dan mampu menjalani pendidikan sampai level pendidikan tinggi, mereka tetap dapat sukses berkarir, mampu menjalin pertemanan sebagaimana orang yang sehat.
Gangguan jiwa secara perlahan memang mempengaruhi kemampuan seseorang, tetapi kita perlu memahami jangan sampai gangguan jiwa tersebut menghentikan langkah kehidupan kita.
—
** Artikel ditulis dengan sumber utama dari dari artikel “Living with a Mental Health Condition”. National Alliance on Mental Illness. https://www.nami.org/Find-Support/Living-with-a-Mental-Health-Condition