Peran Penting Keluarga dalam Mencegah Bunuh Diri

Keluarga merupakan pusat dari semua kegiatan dalam kehidupan setiap orang. Konflik interpersonal, hubungan yang terganggu dan kehidupan yang tidak harmonis merupakan faktor pencetus yang berpengaruh utama dalam tindakan bunuh diri.

Karena itu, keluarga sesungguhnya sangat menentukan proses tumbuh kembang psikologis anggota keluarganya. Keluarga menjadi faktor penting ketahanan kesehatan jiwa. Keluarga menjadi faktor pendukung pokok dalam upaya pencegahan bunuh diri.

Setiap anggota keluarga dapat mengambil peran yang efektif dengan berbagai cara, antara lain:

  • Mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri. Karena ekspresi kecenderungan bunuh diri sangat unik untuk setiap satuan masyarakat, maka keluarga mesti mengenali kecenderungan tersebut.
  • Membina hubungan yang erat dengan orang yang berisiko bunuh diri, memberikan perhatian secara penuh, mendengarkan pembicaraan dengan empati, menghargai perasaan serta memahami emosinya.
  • Menunjukkan diri bahwa keluarga ingin menolong orang yang berisiko bunuh diri.
  • Lebih baik membangun potensi kekuatan pelaku dari pada terpaku pada kelemahan setiap anggota keluarga.
  • Jangan tinggalkan seorang diri anggota keluarga yang mempunyai keinginan bunuh diri.
  • Menjauhkan orang yang berisiko bunuh diri dari benda yang membahayakan dirinya seperti: obat-obatan, racun, benda tajam, tali dan lain-lain.
  • Secara bertahap terus berusaha membangkitkan kembali keinginan untuk hidup.
  • Mengajari dan melatih cara penyelesaian masalah yang semestinya, dan terus membangun rasa optimis dalam menjalani hidup.
  • Mencoba untuk meminimalkan konflik di rumah dan mengembangkan latihan pemecahan masalah bersama dengan anggota keluarga yang lain.
  • Mendorong anggota keluarga yang berisiko bunuh diri untuk mencari pertolongan secara profesional, ke rumah sakit, klinik kesehatan, atau LSM yang tepat.
  • Anggota keluarga yang sedang menghadapi masalah kesehatan jiwa pada umumnya tidak mau diberikan label dengan ”gangguan jiwa”. Oleh karena itu, melakukan upaya persuasif tanpa merendahkan harkat dan martabatnya merupakan faktor kunci untuk membawanya ke dokter. Konsultasi permasalahan kesehatan jiwa dengan dokter terkadang tidak cukup hanya satu kali. Karena itu, untuk mendapatkan perubahan yang bermakna diperlukan konsultasi yang teratur dan perlu mengikuti saran yang diberikan oleh dokter.
  • Membantu anggota keluarga yang sedang menghadapi permasalahan agar dapat mengatasi krisis dengan cara-cara yang realistik dan cocok dengan yang bersangkutan.
  • Tetap melakukan pengamatan dan mewaspadai tindakan atau reaksi atau perilakunya, apabila butuh pertolongan darurat segera bawa ke pertolongan medis/psikis terdekat.
  • Perhatian khusus perlu diberikan pada anggota masyarakat dengan usia lanjut, anggota masyarakat dengan terminal illness (sakit stadium akhir), anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, dan penderita cacat.
  • Melakukan identifikasi lembaga atau tokoh dalam masyarakat untuk melibatkan mereka memberikan bantuan penyelesaian kasus-kasus spesifik (misalnya sekolah, lembaga tenaga kerja, lembaga sosial, institusi kesehatan, tokoh agama, dan sesepuh atau tokoh masyarakat).
  • Dengan memberikan perhatian yang penuh kasih sayang, pengertian dan dukungan (selain dari memberi pengobatan medik yang diperlukan secara teratur), dapat mencegah terjadinya tindakan bunuh diri.
Facebook Comments
Top