Upaya yang Dapat Dilakukan Tenaga Kesehatan Selain Pemberian Obat

Tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan dasar dan rujukan memegang peranan yang efektif dalam upaya pencegahan, penatalaksanaan atau rehabilitasi pasien dengan kecenderungan bunuh diri, mereka yang melakukan percobaan bunuh diri atau keluarga mereka.

Biasanya sektor kesehatan merupakan orang yang pertama berkontak dengan pasien yang melakukan percobaan bunuh diri (selain keluarga). Sebaliknya karena adanya sikap stigmatisasi dari masyarakat, mungkin pula petugas kesehatan merupakan kontak terakhir dengan pasien percobaan bunuh diri setelah mencoba usaha lainnya.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain:

  • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang penatalaksanaan dan pencegahan bunuh diri serta teknik konseling. Mereka perlu mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan (baik lokal maupun nasional).
  • Belajar dan menerapkan metode pemeriksaan kesehatan jiwa yang sederhana untuk mengidentifikasi mereka yang berpotensial mengalami masalah psikiatrik dan psikososial.
  • Meningkatkan kesehatan jiwa di wilayah kerja mereka. Dalam menilai dan memberi pertolongan kepada kelompok risiko tinggi bunuh diri, perlu dipertimbangkan adanya komorbiditas gangguan jiwa yang perlu penanganan.
  • Beri perhatian khusus terhadap individu dan keluarga yang anggota keluarganya mengalami depresi, ketergantungan alkohol, skizofrenia dan gangguan kepribadian (gangguan perilaku dan gengguan perasaan). Karena mereka merupakan kelompok risiko tinggi, mereka perlu tetap dimonitor dan mendapatkan pelayanan yang diperlukan. Mereka yang mempunyai riwayat HIV/AIDS, lumpuh, epilepsi, penyakit terminal/kronik, dan penderita cacat perlu mendapatkan dukungan terus menerus atau konseling.
  • Sebagai langkah awal, membina kontak dengan pasien, dengarkan mereka dengan penuh perhatian, jangan membantah atau menginterupsi pembicaraan mereka. Beri kesempatan pasien berbicara tanpa melakukan penilaian. Menelusuri situasi dan memahami perasaannya, akan memberikan rasa aman, harapan dan arahan terhadap individu dan keluarganya. Libatkan keluarga dan teman dekatnya.
  • Mengembangkan program rujukan dan rehabilitasi bekerjasama dengan pelayanan sosial dan kesehatan jiwa terdekat. Pada daerah geografis dengan risiko tinggi, sebagian besar dari mereka tak dapat ditangani di tempat, maka perlu dirujuk ke pelayanan spesialistik. Mungkin sebagian besar pasien tidak mau dirujuk ke rumah sakit, oleh karena itu tenaga kesehatan perlu membujuk dan memberikan pengertian akan pentingnya pelayanan lebih lanjut.
  • Mengumpulkan mereka yang pernah melakukan tindakan bunuh diri dan membentuk kelompok ”tolong diri” untuk berbagi rasa tentang pikiran, perasaan dan pengalaman mereka. Bantu mereka untuk mengembangkan sikap yang positif, empatik, berbagi rasa dan saling membantu satu sama lain. Dengan berinteraksi, dapat mengubah perasaan dan pikiran mereka dan dengan cara berbagi rasa dan saling belajar satu sama lain, dapat menghilangkan stigma, rasa bersalah, malu dan rasa kesepian.
  • Petugas kesehatan perlu berkontak secara teratur dengan individu dan keluarga untuk mengevaluasi keadaan pelaku.
  • Waspadai masalah potensi bunuh diri pada daerah yang baru mengalami bencana alam, gagal panen atau gejolak pada kelompok sempalan agama (sekte).
  • Dapatkan informasi masalah bunuh diri di masyarakat melalui tokoh masyarakat, pengobat tradisional, dan pemuka agama.
Facebook Comments
Top